Idul Adha 1433 H: Cita-cita Kita Semua
الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
الله أكبر الله أكبر لاَ
اِلهَ اِلاَ لِلّهِ اللهُ أكبر اللهُ
أكبر و لِلّهِ ا َلْحَمْد...
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ
مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ
فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ
لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى
ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ
وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ
تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا
اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ
مُسْلِمُوْنَ
Allahu Akbar 3X
Walillahilhamdu.
YAA Ma’asyiral Muslimin
Rahimakumullah.
Monggo, kito panjatkan puji dan syukur kepada
Allah swt yang telah begitu banyak memberikan kenikmatan kepada kita sehingga
kita tidak mampu menghitungnya, karena itu keharusan kita adalah memanfaatkan
segala kenikmatan dari Allah swt untuk mengabdi kepada-Nya sebagai manifestasi (wujud) dari rasa syukur itu, salah satunya
adalah ibadah shalat idhul adha dan berkorban
pada hari raya Idul Adha dan hari tasyrik. Allah swt berfirman:
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ.
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan
berkorbanlah (QS Al Kautsar [108]:1-2).Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi besar
kita Muhammad saw, kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya dan para penerus
risalahnya yang terus berjuang untuk tegaknya nilai-nilai Islam di muka bumi
ini hingga hari kiamat nanti.
Hadirin yang
berbahagia!
Mari kita
tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.Insya Allah arti dan maksud taqwa
kita sudah memakluminya. Singkatnya unsur taqwa ada 2 macam:yaitu:
1.Kita wajib
menjalankan semua perintah Allah SWT.sebagai contoh: kita wajib menjalankan
sholat 5 waktu, jum’atan, puasa, zakat, naik haji bagi yang kuasa dll.
2. Kita wajib
menjauhi semua laranganNya; sebagi contoh: kita harus menjauhi Mo.limo
(1.maling, termasuk korupsi, 2. madon (zina termasuk selingkuh), 3. minum
minuman keras, apapun namanya, 4. madat. 5. main judi , memfitnah, mengadu
domba , berbohong, dsb.
Takbir,
tahlil dan tahmid kembali menggema di seluruh muka bumi ini sekaligus menyertai
saudara-saudara kita yang datang menunaikan panggilan agung ke tanah suci guna
menunaikan ibadah haji, rukun Islam yang kelima. Bersamaan dengan ibadah mereka
di sana, di sini kita pun melaksanakan ibadah yang terkait dengan ibadah
mereka, di sini kita melaksanakan ibadah yang terkait dengan ibadah haji yaitu mestinya
dimulai puasa hari Tarwiyah (tgl 8 Dzul
Hijjah), dan hari Arafah (tgl 9 nya), lalu tanggal 10-nya puncakknya seperti
sholat id saat ini, nanti atau esoknya dilanjutkan pemotongan hewan qurban. dan
jangan lupa menggemakan takbir, tahlil dan tahmid selama hari tasyrik. Apa yang kita dilakukan itu dengan tujuan
yaitu mendekatkan diri kepada Allah swt. Ibadah haji dan Qurban tidak bisa
dilepaskan dari sejarah kehidupan Nabi Ibrahim as, karenanya sebagai teladan
para Nabi, termasuk Nabi Muhammad saw, Nabi Ibrahim as harus kita pahami untuk
selanjutnya kita teladani dalam kehidupan sekarang dan masa yang akan datang.
Sejarah singkat Berkurban
Nabi
Ibrahim bermimpi, disuruh oleh Allah Swt menyembelih anaknya yang bernama
Ismail, padahal itu anak satu-satunya
(pada tanggal 8 Besar/Dulhijjah, pada tanggal 9-nya mimpi dengan serupa. Terus
bagaimana pendapat sang anak dan sang ibu.jawab Ismail: kerjakanlah apa yang
diperintahkan oleh Allah. Pendapat sang isteri: dengan meneteskan air mata: ya
jika kalau memang itu perintah Allah mongga kerso.
“Kalau
memang begitu pada tanggal 10 nya, bismillah saya (Ibrahim) akan melaksanakan
perintah Allah.” Diambillah golok dan diasah bolak-balik hingga tajam dengan
semata-mata ingin mendapatkan ridha Allah. Anak pun tega untuk disembeleh demi
mendapatkan ridha Allah Swt. Ibu untuk mendapatkan ridho Allah,.Ketika itu datanglah
setan sambil berkata, “Ibrahim, kamu orang tua macam apa, apa kata orang nanti,
anak saja disembelih?” “Apa kata orang nanti?” “Apa tidak malu? Tega sekali,
anak satu-satunya disembelih!” “Coba lihat, anaknya lincah, ganteng, seperti
itu!” “Anaknya pintar lagi, enak dipandang, anaknya patuh seperti itu kok
dipotong!”. Nabi Ibrahim sudah mempunya tekat. Ia mengambil batu lalu
mengucapkan, “Bismillahi Allahu akbar.” Batu itu dilempar. Akhirnya
seluruh jamaah haji sekarang mengikuti apa yang dulu dilakukan oleh Nabi
Ibrahim ini di dalam mengusir setan dengan melempar batu sambil mengatakan,
“Bismillahi Allahu akbar.”
Jadi
sekarang semua jamaah haji wajib melontar jumrah. Di sana jumrah itu sebenarnya
sebagai tanda semacam tugu (kini tembok). dan dilempar dengan sebanyak tujuh kali.
Setan/iblis
tidak putus asa, “Ah, bapaknya tidak bisa juga. Coba istrinya.” Istrinya didatangi sama iblis.
“Kamu mempunyai suami seperti itu, masak kamu yang capek, kamu yang melahirkan,
kamu yang membesarkan, suami kamu enak saja mau menyembelih anak itu. Apa kamu
orang perempuan memang tidak mempunyai hati (perasaan?)” Ia dibujuk dengan
bermacam-macam cara. Tapi istrinya juga sudah teguh imannhya karena menjalankan
perintah Allah. Ia pun mengambil batu dan mengucapkan, “Bismillahi Allahu Akbar.”
Kalau
lemparan pertama berada di satu tempat, lemparan yang kedua berbeda.
Lemparan yang pertama sekarang diperingati sebagai jumrah aqabah. Sedangkan
yang kedua adalah jumrah wustha namanya dari lemparan ibunya. Yang
terakhir setan menggoda Ismail. “Eh,
kamu tidak tahu kalau hidup ini enak, kok kamu nurut saja sih. Kamu masih bisa
ini masih bisa itu di dalam hidup ini. Kamu kok nurut saja padahal setelah itu
kamu mati, tidak bisa apa-apa.” Ismail juga mengambil batu lalu melempar setan
sambil mengucapkan, “Bismillahi Allahu akbar.” Dilemparlah setan ini tiga kali
hingga sekarang berwujud menjadi jumrah sughra.
Karena
setan/Iblis ini sudah lari semua sehingga tidak menggoda lagi, Ibrahim dengan mudah
melaksanakan niatnya. Ismail dimiringkan ibarat kambing yang mau dipotong,
dikasih ganjel, dan sebagainya. Goloknya juga sudah dicoba memang sudah tajam
betul. Ketika Ibrahim mengucapkan, “Bismillahi Allahu akbar,” ternyata bukan
Ismail yang dipotong tetapi Allah ganti dengan kambing gibas. Ismail tetap
berada di sampingnya dalam keadaan segar bugar. Yang dipotong bapaknya ternyata
adalah kambing. Itulah asal usul kurban, hari raya Kurban.
Rasulullah Saw. pernah ditanya oleh
para sahabat,
قال أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم : ما هذه
الأضاحي ؟ قال : سنة أبيكم إبراهيم
“Para sahabat
bertanya kepada Rasulullah, ‘Ya Rasulullah, berkurban itu apa sih maksudnya?’
Rasulullah Saw. menjawab bahwa kurban itu adalah tradisi yang dilakukan oleh
kakekmu Ibrahim as. Jadi Nabi Ibrahim itu yang pertama kali berkurban.
قالوا : فما لنا فيها ، يا رسول الله ؟ قال : بكل شعرة
من الصوف حسنة .
Para sahabat
bertanya lagi, “ “Kita dapat apa kalau kita berkurban, wahai Rasulullah?”
Artinya, kita nanti akan dibalas apa oleh Allah Swt.? Rasulullah menjawab bahwa
setiap rambut dari bagian-bagian yang ada di kambing itu Allah akan berikan
satu kebaikan. Siapakah yang pernah
menghitung rambut di telinga ini berapa?” Banyak sekali jumlahnya. Di kaki
saja, di kikil kaki yang biasa ibu bakar itu kira-kira berapa rambutnya? Atau
di mata itu yang sedikit itu berapa rambutnya?
لكل شعرة حسنة “Setiap satu rambut itu Allah akan berikan kebaikan.”
Nah,
jadi kalau hadirin memang benar-benar ingin kebaikan, monggo.
Kalau tahun ini tidak bisa, tahun depan tetapi niat dulu, menabung atau ikut
arisan kurban dsb..
Hadis
lain Rasulullah Saw. juga pernah menyampaikan kepada anaknya, Fatimah,
يا فاطمة قومي إلى أضحيتك
فاشهديها فإن لك بأول قطرة تقطر من د مها يغفر لك ما سلف من ذ نوبك قالت
يا رسول الله هذا لنا خاصة أهل البيت قال لنا وللمسلمين
“Hai
Fatimah, kamu sana lihat kambing kurbanmu! Kamu saksikan, Kamu lihat itu!
Kambing kurbanmu lagi dipotong itu.” Fatimah ini anaknya. “Kamu coba lihat,
darah yang pertama kali menetes jatuh ke tanah itu akan bisa menghapuskan
dosa-dosamu,.” Jadi bukan saja dagingnya yang Allah berikan balasan, yaitu setiap
bulu itu satu kebaikan, dan darah yang menetes pertama kali itu akan bisa
menghapuskan dosa-dosa yang telah kamu lakukan. Ini kata Rasulullah.
Kita
lihat lagi keistimewaan lain dari kurban ini. Tadi kata Rasulullah Saw,
dari sisi bulunya akan dibalas oleh Allah Swt., dari sisi darahnya bahwa setiap
darah yang menetes itu akan menghapuskan setiap dosa yang telah kita lakukan,
dari sisi beratnya itu nanti oleh Allah Swt. akan dibalas dengan tujuh puluh
kali lipat.
وروي عن حسين بن علي رضي
الله عنهما قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : من ضحى
طيبة نفسه محتسبا بأضحيته كانت له حجابا من النار
Husain, cucu Nabi, meriwayatkan sebuah hadits,
“Barangsiapa yang berkurban dengan ikhlas, dengan senang hati, dia semata-mata
hanya mengharapkan ridha Allah dari kurbannya itu, maka dia akan mendapatkan
tabir (pelindung) yang menghalangi dia dari neraka.” Ia akan mendapatkan pelindung sehingga dia tidak
pernah masuk ke dalam neraka. Jadi kambing itu akan menghalangi kita masuk
neraka kalau kita berkurban dengan ikhlas, bukan karena ingin masuk berita dan
sebagainya.
Ada Sabda Nabi yang lain:Hewan
qurban adalah tunggangan di atas shirath
اسْتَفْرِهُوْا ضَحَايَاكُمْ، فَإِنَّهَا مَطَايَاكُمْ عَلىَ الصِّرَاطِ
“Perbaguslah hewan qurban kalian, karena dia adalah tunggangan kalian di atas shirath.”
Hadits ini, menurut sebagian ahli Hadis lemah (dha’if ).
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.اسْتَفْرِهُوْا ضَحَايَاكُمْ، فَإِنَّهَا مَطَايَاكُمْ عَلىَ الصِّرَاطِ
“Perbaguslah hewan qurban kalian, karena dia adalah tunggangan kalian di atas shirath.”
Hadits ini, menurut sebagian ahli Hadis lemah (dha’if ).
Paling tidak ada Empat Cita-cita Nabi Ibrahim yang termuat
dalam doanya, harapannya menjadi harapan kita semua yang harus diperjuangkan. Pertama,
Harapan Atas Dirinya. Nabi Ibrahim as amat berharap agar dirinya terhindar dari
kemusyrikan (menyembah selain Allah), Allah swt berfirman menceritakan doa Nabi
Ibrahim as:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ
رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ
الأصْنَامَ
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri
ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada
menyembah berhala-berhala. (QS Ibrahim [14]:35).
Cita-cita Kedua adalah Harapan
seluruh Keluarga, mulai dari orang tua yang beriman dan taat kepada Allah swt,
karenanya beliau pun meluruskan orang tuanya sebagaimana firman Allah swt:
وَ
إِذْ قالَ إِبْراهِيمُ لِأَبِيهِ آزَرَ أَ تَتَّخِذُ أَصْناماً آلِهَةً إِنِّي
أَراكَ وَ قَوْمَكَ فِي ضَلالٍ مُبِينٍ
Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar,
“Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya
aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata. (QS An’am [6]:74)Selain istrinya yang sudah shalihah, beliau juga ingin agar anak-anaknya menjadi anak shalih, taat kepada Allah swt dan orang tuanya dengan karakter akhlak yang mulia, punya sopan santun terhindar dari narkoba ini merupakan sesuatu yang amat mendasar bagi setiap anak. Karenanya beliau berdoa:
رَبِّ هَبْ
لِي مِنَ الصَّالِحِينَ. فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلامٍ حَلِيمٍ. فَلَمَّا بَلَغَ
مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي
أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ
سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk
orang-orang yang shalih. Maka
Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala
anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim
berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku
termasuk orang-orang yang sabar”. (QS Ash Shaffat [37]:100-102)Kaum Muslimin Yang Berbahagia.
Cita-cita Ketiga yang merupakan harapan Nabi Ibrahim adalah terhadap Masyarakat agar beriman dan taat kepada Allah swt, bahkan tidak hanya pada masanya, tapi juga generasi berikutnya. Dalam rangka itu, sejak muda Nabi Ibrahim telah membuka cakrawala berpikir agar tidak ada kemusyrikan dalam kehidupan masyarakat,
Cita-cita Keempat dari Nabi
Ibrahim as adalah atas Negara dan Bangsa. Beliau ingin agar negara berada dalam
keadaan aman dan memperoleh rizki yang cukup dari Allah swt, bahkan Allah swt
memberikan kepada semua penduduk meskipun mereka tidak beriman, beliau berdoa:
رَبِّ اجْعَلْ
هذا بَلَداً ءامِناً وَارْزُقْ
أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَراتِ مَنْ ءامَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ قَالَ
وَمَنْ كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلًا ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَى عَذَابِ النَّارِ
وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri
yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya
yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah
berfirman: “Dan kepada orang yang kafir pun Aku beri kesenangan sementara,
kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat
kembali”.”(QS Al Baqarah [2]:126)
اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ
اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.
Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan
muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah
meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan doa.
اَللَّهُمَّ
اجْعَلْهُمْ حَجًّا مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا مَّشْكُوْرًا وَذَنْبًا
مَغْفُوْرًا وَتِجَارَةً لَنْ تَبُوْرًا
Ya Allah, jadikanlah mereka (para jamaah haji)
haji yang mabrur, sa’i yang diterima, dosa yang diampuni, perdagangan yang
tidak akan mengalami kerugian
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً
وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia,
kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka.
َقُولُ قَوْ لِي
هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ
الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ.
Kurang-lebihnya mohon maaf, semoga ada manfaatnya. Amin
KHUTBAH
KEDUA
اللهُ
اَكْبَرْ – اَللهُ أَكْبَرُ- اَللهُ أَكْبَرُ- اَللهُ أَكْبَرُ-
اَللهُ أَكْبَرُ- اَللهُ أَكْبَرُ- اَللهُ أَكْبَر.اللهُ
اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ
أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَالللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ
اْلحَمْدُ. اْلحَمْدُ للهِ الَّذِي جَعَلَ اْلأَعْيَادَ َ فِيْ يَوْمِ اْلعِيْدِ
لِعُمُوْمِ اْلمُؤْمِنِيْنَ بِسَعْيِهِمُ اْلمَشْكُوْرِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ
اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ العفو الغفور, وَاَشْهَدُ
اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍالنبي
الأمي وَِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَِثيْرًا. اَمَّا
بَعْدُ
فَياَ
اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ, وَاعْلَمُوْا ياَاِخْوَانِيْ رَحمَِكُمُ اللهُ
اِنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمٌ عَظِيْمٌ يَتَجَلىَ الله ُفِيْهِ عَلَى عِبَادِهِ
مِنْ كُلِّ مُقِيْمٍ وَمُسَافِرٍ فَيُبَاهِيْ لَكُمْ مَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ
عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ
اِبْرَاهِيْمَ وَبَرِكْ عَلَى ِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ
مُحَمَّدٍ كَمَا بَرَكْتَ عَلَى سَيِّدِناَ اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ
اِبْرَاهِيْمَ فِي اْلعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ, اَللَّهُمَّ ارْضَ
عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِي وَعَنْ
بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ
اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ.
اللهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ
اَْلاَحْيآءُ مِنْهُمْ, رَبَّنَا اغْفِرْلِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ
يَوْمَ يَقُوْمُ الْحِسَابُ, رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلاَدًا اَمِنَا وَرْزُقْ
اَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ اَمَنَ مِنْهُمْ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْأََخِرِ,
رَبَّنَا تَقَبَلْ مِنَّا اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ, رَبَّنَا هَبْ
لَنَا مِنْ اَزْوَِاجِنَا وَذُرِّيَاتِناَ قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَاْجَعَلْنَا
لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامَا. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى
اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا
اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ
اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ
! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ
وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
والسلام
عليكم ورحمة الله وبركاته
Oleh Drs. SUYADI HS, MH./pa.Tulungagung